Sikap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengungkap isu kudeta dinilai menimbulkan kekisruhan dan merugikan partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Mantan Panglima TNI Moeldoko dinilai sebagai figur yang tepat untuk memimpin Partai Demokrat. Dimana, Moeldoko dianggap memiliki sosok yang terbuka bagi semua kelompok.
Terdapat empat faksi pendiri Partai Demokrat yang ingin Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum partai berlambang segitiga mercy itu.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diminta tidak asal menuduh untuk mengkudeta kepemimpinannya. Sebaiknya, AHY tidak panik dan lebay dalam menghadapi gejolak politik di internal partai.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diminta bersikap dewasa dalam menyikapi isu kudeta kepemimpinannya di partai berlambang segitiga mercy itu.
Aliran dana yang diduga untuk mengkudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat disebut cukup besar bahkan unlimited alias tidak terbatas.
Klaim Kepala Bappilu Partai Demokrat Andi Arief yang menyebut Jokowi menegur Kepala KSP Moeldoko terkait isu kudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menuai kritik dari Partai NasDem.
Klaim Andi Arief soal Presiden RI Joko Widodo menegur Kepala KSP Moeldoko terkait isu kudeta Partai Demokrat terus menuai komentar beragam dari berbagai kalangan.
Gerakan mendorong Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat tidak terkait dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Peserta Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang berlangsung di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) bukanlah pemilik suara sah, tetapi mereka adalah kader yang dibayar.